Senin, 19 November 2012

Musik Barok (1600 – 1750)


Musik Barok (1600 – 1750)
Oleh: Tono Rachmad P.H.
(Terjemahan bebas dari buku Music Anappreciation by Roger Kamien, Mc Graw-Hill Book Company, New York, 1998)


1.    Musik Dalam Kehidupan Masyarakat Jaman Barok

Sebelum tahun 1800, kebanyakan musik dibuat atas pesanan dari kalangan bangsawan maupun gereja. Gedung-gedung opera dan lembaga-lembaga pemerintah juga membutuhkan musik. Para pendengar senantiasa menantikan musik yang baru, mereka kurang menyukai musik yang sudah lama atau “old fashion style”.
Kalangan penguasa pada masa itu, memiliki adalah lapisan masyarakat yang memiliki kekayaan dan kekuatan. Sebagai gambaran keadaan di Jerman yang pada waktu itu terbagi menjadi 300 wilayah pemerintahan. Para penguasa di masing-masing wilayah ini hidup dalam kemewahan, ditandai oleh tempat tinggal yang bagus, dan sajian musik yang istimewa. Mereka amat membutuhkan hiburan untuk mengisi waktu luang dan menghilangkan kejenuhan.
Musik menempati posisi tersendiri dalam kehidupan kaum bangsawan/penguasa pada waktu itu. Di satu istana paling tidak memiliki satu grup orchestra, satu grup paduan suara untuk peribadatan dan para penyanyi opera. Semakin kaya bangsawan tersebut maka semakin besar pula jumlah orang-orang yang terlibat dalam kegiatan music di istana. Sebagai gambaran, Bach memimpin delapan belas orang pemain orkes pada tahun 1717 di sebuah istana kecil di Jerman. Bangsawan lain bisa memiliki pegawai music lebih dari delapan puluh orang. Di setiap istana tersebut ada music director yang bertugas untuk mengarahkan para pemain musik, mencipta dan menyiapkan music untuk berbagai keperluan seperti keperluan ibadah, jamuan makan, opera maupun konserl di istana. Pekerjaan ini masih ditambah lagi dengan tanggung jawab terhadap disiplin para musisi, pemeliharaan peralatan musik, dan perpustakaan musik.
Pekerjaan sebagai music director di satu sisi  merupakan pekerjaan yang menguntungkan, karena memperoleh gaji yang cukup tinggi, dan setiap karya yang diciptakannya akan dimainkan. Namun demikian mereka tetap merupakan lapisan masyarakat pekerja, yang tugasnya melayani kalangan atas/aristokrat. Mereka bekerja untuk memenuhi selera kaum bangsawan.
Gereja juga membutuhkan music. Masyarakat umum memperoleh layanan music melalui gereja, karena jarang gedung pertunjukan musik untuk masyarakat. Mereka juga jarang diundang untuk menikmati musik di istana. Di Gereja juga ada music director yang bertugas untuk membuat musik, dan bertanggung jawab terhadap paduan suara anak laki-laki (choirboys) gereja.
Musisi gereja memperoleh penghasilan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang bekerja di istana. Untuk bertahan hidup mereka mencari kayu bakar dan biji-bijian, serta memperoleh penghasilan tambahan bila ada pernikahan atau pemakaman.
Di sejumlah kota besar, kebutuhan musik lebih bervariasi. Para musisi bekerja untuk gereja, prosesi pemakaman, pernikahan, acara wisuda atau konser menyambut tamu agung. Mereka bermain musik dengan para mahasiswa atau pemain musik amatir lainnya di kedai kopi atau di rumah.
Bagaimana seseorang bisa menjadi musisi pada era Barok? Sebagian composer merupakan anak dari keluarga musisi pula, contohnya adalah Bach, Vivaldi, Purcell dan Rameau. Mereka belajar dari orangtua atau kerabat mereka. Di kota, anak laki-laki memiliki kesempatan untuk magang dari para musisi, sebagai timbal baliknya mereka membantu para musisi ini untuk foto copi partitur. Di Italy para musisi juga datang membantu mengajar paduan suara untuk anak-anak yatim dan orang miskin di panti asuhan. Sebagian dari mereka juga berhasil menjadi pemain musik dan penyanyi opera.
Untuk menjadi musisi, seseorang harus melampaui tes yang sulit, membuat komposisi dan menyajikan musik. Mereka dituntut untuk bisa memenuhi kebutuhan musik yang diinginkan, dengan kualitas yang tinggi. Komposer merupakan bagian yang integral dalam kehidupan masyarakat barok, yang bekerja untuk Istana, gereja, kebutuhan kota dan pertunjukan opera yang komersial.

2.    Karakteristik Umum Musik Barok

a.    Unity of mood

Kebanyakan karya-karya barok khususnya instrumental memiliki satu kesan mood atau perasaan yang menyatu. Misalnya suatu karya musik diawali dengan rasa bahagia, maka musik tersebut juga terus berlangsung untuk membangun rasa bahagia dari awal hingga akhir. Komposer menggunakan irama dan pola melodi tertentu untuk menggambarkan suatu perasaan tertentu.  
Karakteristik ini tidak berlaku untuk kebanyakan karya vocal jaman Barok. Syair lagu akan menentukan perubahan mood. Perubahan mood yang drastis dapat terjadi bila syair lagu menggambarkan perubahan pula. Namun demikian kebanyakan perubahan itu terjadi setelah satu gambaran perasaan dinyanyikan dalam durasi waktu yang panjang.

b.    Irama

Pola ritmik yang terdapat pada bagian awal sebuah karya musik barok, biasanya akan diulangi terus sepanjang karya. Keberlanjutan gerak ritmik tersebut memungkinkan musik barok memperoleh energi dan arah untuk terus bergerak maju. Jarang ada karya Barok yang aliraran musiknya terganggu. Perasaan ketukan/beat pada karya-karya jaman Barok lebih nyata dibandingkan karya pada masa renaissance.

c.    Melody

Melodi pada musik barok juga menghasilkan perasaan berkelanjutan. Suatu melodi yang diperdengarkan diawal karya akan terdengar lagi secara berulang di sepanjang karya. Melalui pengolahan melodi seperti repetisi, sekuens dan ornamentasi, sebuah frase melodi pendek akan menjadi lebih panjang dan mengalir. Melodi jaman Barok memberikan impresi ekspansi dinamika dibandingkan keseimbangan dan simetri.

d.    Terraced dinamik
Sejalan dengan pengolahan irama dan melodi, dinamika pada musik barok juga mementingkan aspek kontinuitas atau keberlanjutan terus menerus. Volume suara dipertahankan pada level tertentu untuk waktu yang agak panjang. Bila terjadi perubahan maka perubahan itu memasuki level yang lebih tinggi biasanya terjadi secara langsung tidak bertahap, seperti pindah dari satu tingkat kekuatan/volume bunyi ke tingkat volume bunyi yang lebih tinggi di atasnya. Perubahan cresscendo dan decressendo tidak lazim pada musik Barok.
e.    Tekstur
Musik akhir jaman Barok kebanyakan memiliki tekstur poliphoni, dimana dua atau lebih jalur suara saling berkompetisi untuk menarik perhatian pendengar. Biasanya jalur suara sopran dan bas adalah jalur suara yang penting. Imitasi melodi pada jalur suara satu ke jalur suara yang lain adalah fenomena yang lazim. Walaupun demikian tidak semua musik akhir jaman Barok bertekstur poliphoni. Ada juga karya yang menggunakan kombinasi poliphoni dan homophoni, seperti pada beberapa karya Handel dan karya-karya vocal jaman Barok
f.      Akor dan Basso Continuo

Akor (Chord) menjadi sesuatu yang penting mulai jaman Barok. Bila pada masa sebelumnya keberlanjutan nada yang membentuk keindahan satu alur melodi secara horisontal lebih dipentingkan, pada jaman Barok perhatian dalam membuat melodi sudah didasari oleh keberadaan suara bas sebagai dasar dalam penyusunan melodi. Seringkali composer menciptakan melodi yang sesuai dengan akor yang diinginkan.
Perhatian terhadap akor juga berimplikasi pada munculnya karakteristik lain yakni “basso continuo”.Basso continuo atau figured bass merupakan iringan (accompaniment) yang ditulis dalam bentuk suara bas dan symbol angka yang menggambarkan nada-nada bagian suatu akor yang boleh dimainkan dalam bentuk improvisasi. Biasanya dimainkan paling tidak oleh dua instrument yakni organ atau harpsichord dan instrument yang bersuara rendah seperti cello atau bassoon. Dengan tangan kirinya para pemain organ memainkan suara bass demikian pula dengan pemain cello atau bassoon, sementara tangan kanan memainkan improvisasi akor. Dengan basso continuo ini para pemain musik tidak direpotkan dengan tulisan yang kompleks karena mereka cukup membaca symbol angka saja.

g.    Syair dan Musik

Sebagaimana halnya komposer jaman renaissance, komposer jaman barok juga menggunakan musik untuk menggambarkan kata-kata. Misalnya surga digambarkan dengan nada tinggi, sementara neraka dengan nada-nada yang rendah. Komposer barok seringkali menggunakan not yang banyak dan padat untuk satu suku kata, untuk mendorong penyanyi menunjukkan virtuositas atau kehebatannya dalam teknik menyanyi. Kata-kata atau kalimat tertentu dapat diulangi beberapa kali sepanjang musiknya.

h.    Orkestra Barok
Pada periode Barok orchestra masih didominasi oleh string instrument. Dalam standard modern, orchestra barok terdiri dari sepuluh sampai tiga puluh atau empat puluh pemain. Inti orchestra yakni basso continuo (harpsichord dengan cello, double bass atau bassoon) dan upper strings ( violin satu, violin 2 dan viola).Penggunaan instrument tiup kayu, tiup logam dan perkusi bervariasi tergantung karya dan komposer.

3.    Fugue

Fugue adalah satu komposisi poliphoni yang didasari oleh satu tema utama disebut subject. Fugue bisa dibuat untuk karya instrumen maupun karya vokal. Tekstur fugue biasanya terdiri dari tiga, empat atau lima jalur suara. Subject bisa diimitasi oleh berbagai jalur suara. Walaupun keberadaan subject di sepanjang fugue menyiratkan keberlanjutan, tetapi variasi ritmik, melodi dan perpindahan tangga nada memberikan kesan makna yang berbeda di sepanjang karya.
Pada banyak fugue subject pada satu jalur suara biasanya diringi oleh jalur melodi lain yang memiliki ide melodi berbeda disebut counter melody. Counter melody selalu hadir bersama-sama subject baik dalam jalur suara di bawahnya maupun di atasnya.
Sesudah pembukaan saat setiap suara mendapatkan giliran menyajikan subject, composer bebas untuk memutuskan berapa banyak subject diulangi, pada jalur suara mana, dan dalam tonalitas apa saja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar