(dipetik dari seminar Guru Musik Sekolah di Kalimantan Timur, Samarinda 2009)
GBPP yg menjadi landasan kurikulum berjenjang, mulai Pengajaran Musik bg usia TK, SD, SMP hingga SMU yg saling berhubungan dlm menuju ke Lembaga Pendidikan Musik Formal mgkn kelak akan menjadi pilihan siswa dlm melanjutkan ketrampilannya di bidang musik, seperti: Sekolah Menengah Kejuruan Musik (SMM), Akademi Musik, Fakultas Seni Jurusan Musik, dll.
Sering terjadi diantara sekolah yg menamakan diri sbg Sekolah “plus” menerapkan pengajaran musik selayaknya Sekolah Musik Formal. Kesalahpahaman ini perlu kita garis bawahi agar pelajaran musik bg siswa serasa ringan & menyenangkan & merupakan terapi ketegangan dlm mempelajari pelajaran dari bid.studi lainnya.
Adl sesuatu hal yg benar apabila musik dimasukkan kedlm kurikulum pendidikan yg setara dgn mata pelajaran lainnya sebab musik atau pelajaran musik merupakan salah satu benteng pertahanan budi pekerti yg bernilai psikologis dlm pembentukkan watak warga Negara secara umum.
Musik Sekolah perlu dihargai sbg bagian yg sejajar dgn pelajaran lainnya, bkn sbg pelajaran sampingan.
Byk Guru bahkan Kepsek yg bersikap apriori atas pelajaran musik sekolah. Hal ini mgkn terbawa pengalaman masa lampau yg tdk akrab dgn musik & tdk berkesempatan mendapatkan Guru Musik yg berkualitas, atau kemungkinan besar telah mendapatkan pengalaman bahwa pelajaran musik masa lampau sdh ditanami benih yg salah.
Pelajaran musik sekolah bukanlah pelajaran ketrampilan memainkan alat musik melainkan pelajaran dasar musik dibantu atau dinyatakan dgn alat musik sbg alat peraganya, seorang anak (siswa) dpt memainkan rekorder, pianika atau alat musik lainnya semata-mata sbg peragaan pengetahuan dasar musik dlm praktek, bkn sbg tujuan.
Inti pelajaran musik sekolah adalah merupakan pemahaman & pemantapan atas berbagai pengetahuan dasar musik: latihan dasar & pemantapan kemampuan pendengaran musik melalui dikte nada, melodi & ritme, latihan & pemantapan kemampuan baca musik melalui bacaan berbagai notasi nada, pola ritme, melodi & akord dasar, latihan & pemantapan kemampuan main musik melalui berbagai kemungkinan penggunaan ragam jenis alat musik peraga, seperti berbagai jenis alat musik penunjang ritmik, rekorder, pianika dll dgn tehnik yg benar; pemantapan kemampuan vokal melalui berbagai latihan teknis dasar vokal menyanyikan lagu dlm solmisasi (solfegio) & syair berbagai bahasa yg dinyatakan dgn ucapan yg benar; pemantapan kemampuan teori & pengetahuan umum musik meliputi pemahaman not, nada, tangganada, dinamik, tempo, agogik, tehnik dlm berbagai terminologi, pengenalan lagu Kebangsaan & lagu Nasional lainnya.
Guru sbg Sumber Belajar mengajarkan musik dg berbagai problematiknya guna membangkitkan daya apresiasi musik siswanya selaku Warga Belajar serta memberikan landasan pengetahuan dasar musik sbg bagian dari kurikulum sekolah umum. Ide pokoknya adl mempersatukan persepsi musik yg menganalisis tentang dinamik, pengetahuan notasi, pengenal nada, tempo, agogik dll yg tdk perlu mengadopsi pelajaran musik setara akademik atau kesetaraan pendidikan kejuruan musik formal.
Melalui pengetahuan musik yg sangat mendasar Guru mengantarkan siswanya dan memberikan panduan seandainya diantara mereka muncul minat untuk mempelajari musik yg lebih mendalam. Dg penyampaian bahan yg tdk terlalu berat maka pelajaran musik sekolah akan terasa menyenangkan.
Harus pula diingat bahwa siswa hadir dari berbagai lingkungan, ada yang dari keluarga musik, ada yg pernah belajar musik, ada yg hadir dari sekolah lain tanpa pengalaman pelajaran musik sedikitpun kecuali nyanyi bersama dg bimbingan sekedarnya, bahkan ada yg hadir dari suatu lembaga pendidikan dg kenyataan apriori terhadap musik. Maka tugas gurulah yg hrs mempertemukan kondisi sejumlah siswa asuhannya dg latar belakang yg berbeda-beda.
Guru musik Sekolah Umum seyogyanya tdk berpikir utk menghasilkan kadar ketrampilan tinggi, melainkan menjadikan siswanya mampu beradaptasi dalam forum ansambel sekolah yg mengajarkan disiplin & tata organisasi selayaknya organisasi kenegaraan ukuran mini dlm suatu paduan yg harmonis. Bahwa ada satu dua org siswa yg memiliki nilai lebih itu memang suatu keuntungan bagi Sekolah, tetapi kelebihan tersebut hrs mendatangkan manfaat bagi kesatuan ansambel dg kewajiban tenggang rasa utk mencapai nilai keharmonisan.
Beribu2 materi pokok bahasan dpt disusun, tetapi praktek pengajaran musik yg kita laksanakan sangatlah dibatasi dg berbagai aspek perhatian secara teknis pelaksanaan, seperti: Kemampuan Pendengaran, Kemampuan Baca Musik, Kemampuan Main Musik, Kemampuan Olah Vokal, Kemampuan Ansambel serta Teori & Pengetahuan Umum Musik dlm praktek peragaan terintegrasi.
Metoda penyampaian “Kemampuan Pendengaran” dpt kita laksanakan dg menirukan berbagai kata, suku kata, terminologi musik, syair & persajakan (hitam, hittam, hitaaam, mamma, mamaaa, hijau, risau, allegro, diminuendo, meletus balon hijau hatiku amat risau, bintang kecil di langit yang tinggi,dsb); menirukan ritme dlm berbagai pola dg tepuk tangan, tepuk meja, menderapkan kaki, ucapan atas bacaan pola ritme dsb; menirukan nada & melodi sederhana baik peniruan vokal maupun menirukannya dg alat musik dlm standar frekwensi 440 Hz. Bg nada a’; menirukan akord terurai stau akord utuh dg kemampuan utk memahami akord primer melalui pernyataan visual.
Metoda penyampaian “Kemampuan Baca Musik” dpt kita laksanakan dg cara memperkenalkan ragam jenis not melalui permainan utk menyatakan perbedaan durasi: membaca pola ritme yg dirancang dlm berbagai metrum; secara bersama-sama atau sendiri2, membaca notasi melodi sederhana (staff reading) di papan tulis atau menunjuk beberapa notasi nada dlm jangkauan 1 oktaf in-C dg rancangan kemudahan utk memainkannya pd alat musik papanada klaviatur.
Metoda penyampaian “Kemampuan Main Musik” dpt kita laksanakan dg menuntut kemampuan siswa untuk memainkan ragam jenis alat musik perkusi penunjang derap sesuai dengan petunjuk (ringbells, castagnet, maracas, tambourine, drum, dsb); memainkan melodi sederhana dlm jangkauan 5 nada (C-G) pd alat musik klaviatur dg memperhatikan nomor urut penggunaan jari tangan kanan (1=jempol, 2=telunjuk, 3=jari tengah, 4=jari manis, 5=kelingking); memainkan melodi sederhana dlm jangkauan 1 oktaf pd alat musik klaviatur setidak2nya mampu memainkan tangga nada C-mayor dg urutan jari 1-2-3-1-2-3-4-5; mengenal akord & mampu memainkannya dg tangan kiri pd alat musik klaviatur setidak2nya mampu menyatakan nada atas (root) dlm berbagai kemungkinan 12 nada kromatik.
Perlu dipahami bahwa alat musik yg ideal utk praktek pengajaran musik adlh alat musik klaviatur (keyboard, piano & yg sejenisnya) krn secara tampak mata (visual) posisi nada & akord dpt dianalisis dg mudah.
Metoda penyampaian “Kemampuan Olah Vokal” dpt kita laksanakan dg menuntut kemampuan menirukan syair & kata2 guna mendapatkan kesempurnaan ucapan (khalik, wacana, affettuoso, tangwo mentong cai ichi, accelerando, Allah, terang benderang, doremifasollasido, mifasollasidoremi, eine kleine nacht musik dsb); menyanyikan solmisasi (solfegio) dg kesempurnaan pendengaran mutlak (a1=440Hz) dimulai dg doremifasol bg CDEFG, solasidore (GABCD), fasolsido bg FGABesC, remifasola bg DEFisGA sblm kelak mengenal tata baca transposisi dlm berbagai nada dasar; menyanyikan lagu dlm bhs Ind dg memperhatikan persajakan & aliterasi; menyanyikan lagu dlm bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya disamping lagu2 dlm bahasa daerah Ind dg lafal yg benar.
Metoda penyampaian “Kemampuan Ansambel” dpt kita laksanakan dg awalan ansambel ritmik dlm berbagai kemungkinan perbedaan pola ritme, perbedaan ragam alat & berbagai kemungkinan pola ritme pengiring lagu; main bersama dg awalan introduksi diselingi interlude & akhiran koda; pengenalan kalimat lagu melalui berbagai bentuk ulang (repeat) & cara baca D.S & D.C; tuntutan kemampuan ansambel dlm aransemen 4 suara (S.A.T.B).
Metoda penyampaian “ Teori dan Pengetahuan Umum Musik (TPUM)” dpt kita laksanakan secara terintegrasi dg tuntutan pengenalan berbagai lambang pernyataan bunyi sesuai dg durasi & lambang petunjuk; melukiskan notasi musik dlm not balok dg berbagai lambang petunjuk; menyatakan aba2 dlm berbagai kemungkinan metrum, baik sukat sederhana (simple time) maupun sukat bersusun (compound time); sukat lazim (common time) maupun sukat tak lazim (uncommon time); memahami berbagai terminologi musik & mampu menyatakannya dg bahasa tubuh.
Metoda penyampaian “ Pengertian Tehnik Permainan Musik” dpt kita laksanakan dg pernyataan suara & pernyataan gerak tubuh juga spt: staccato (cara main terpatah-patah/putus2) kami nyatakan dg mengaitkan jari kelingking kanan & kiri, menyentakkan ke bawah sambil mengucapkan kata “staccato”; legato (cara main bersambungan dlm 1 nafas) dg kaitan jari kelingking, badan ditekuk ke belakang dg melintasi kepala selayaknya lengkung pelangi sambil mengucapkan “legaaaato”; pizzicato (tehnik memainkan dawai dg cara dipetik) dilaksanakan dg mengutilkan telunjuk tangan kanan ke lengan kiri; arco (tehnik memainkan dawai dg cara digesek), dilaksanakan dg gerakan tangan kanan selayaknya menggesek biola.
Jauh sblm kita gunakan tikitiki yg merupakan rangkaian 4 not perenambelas (sixteenth notes) bg hitungan satu langkah perempat. Kita tlh mengenal bacaan atau ucapan titititi, titatita, tatatiti, tititata. Dlm praktek pengucapannya tdklah sesempurna tikitiki bg bacaan cepat sesuai dg tuntutan tempo yg diharapkan.
Pengujiannya dpt kita laksanakan secara langsung. Ucapkanlah titititititititi secara cepat, lalu bedakanlah dg kemudahan ucapah tikitiki; ucapkanlah titatitatitatita secara cepat lalu bedakanlah dg kemudahan ucapan tikitikitikitiki.
Demikian pula dg ucapan tatatatatatatata dibandingkan dg tikitiki. Saya melengkapi carabaca tikitiki bagi bacaan ritme lainnya yg telah saya kenal dlm forum Seminar Musik di Jepang, berkenaan dg program KMA di Ind, seperti: “Ta-a-a-an” bg bacaan ritme not utuh 4/4; “ta-an” bg bacaan not tengahan 2/4; “ta-a-an” bg bacaan ritme not 3/4; “tan” bg bacaan ritme not 1/4; “ta” atau “ka” bg bacaan ritme not 1/8.
Bagi not diam (tanda istirahat) 1/4 dinyatakan dg suara “hm”. Sekedar hitungan satu langkah senilai not bunyi perempat.
Not diam bagi pecahan nilai perdelapan & perenambelas dinyatakan dg tahanan suara lebih pendek, utk ini kita dpt menggunakan istilah “hk” atau tetap “hm”.
Not diam bg satuan not utuh 4/4 saya nyatakan dg langkah hitungan “1-2-3-4 (one,two,three,four)”; bg satuan not tengahan 2/4 dinyatakan dg hitungan “1-2 (one,two)” sedang not diam bagi not 3/4 saya nyatakan dengan “1-2-3 (one,two,three)”.
Dg cara baca bersama seluruh siswa dpt merasakan sesuatu yg baru dlm cara baca ritme yg dpt pula dikembangkan dg tepuk meja atau sepasang stik drum.
Suasananya terasa menjadi lebih menggembirakan dg cara baca ritme diatas.
Saya merekomendasikan penggunaan istilah tikitiki dlm seminar keguruan yg dilakukan & tlh dipraktekkan dlm beberapa TK (TK.Permai di Pluit, TK.Abdi Siswa di Tanjung Duren, TK.Yayasan Pupuk Kaltim di Bontang, TK.Sekolah Pelita Harapan di Lippo Karawaci).
Dibeberapa Lembaga Pendidikan Musik juga digunakan istilah tikitiki, seperti: KMA (Kursus Musik Anak-anak) di Yamaha; KUDAMA (Kursus Dasar Musik bagi Anak-anak) di YASMI; PEMUKA (Pendidikan Musik Anak-anak) di YPPM; KPMA (Kursus Persiapan Musik Anak-anak) di Medan Musik; KMA di SM Gloriamus; MUSIK BERKELOMPOK di Yayasan Seni Indonesia (YSI) & di SM Abdi Siswa.
Mahasiswa jurusan Musik Universitas Pelita Harapan (UPH) jg dibekali dg pengenalan & penggunaan istilah tikitiki. Dan pd tgl 2 Feb 2002 istilah ini jg digunakan & diperkenalkan dlm forum Workshop bg Guru-guru National Plus School yg dg antusias diikuti oleh lebih dari 20 sekolah dari berbagai kota bertempat di Sekolah Pelita Harapan (SPH) Lippo Karawaci.
Beberapa contoh dlm paduan ritme:
1. 4/4 tan tan tan tan
2. 4/4 tan taka tan hm
3. 4/4 taka hmka taka hm
4. 4/4 taka taka tan hm
5. 4/4 tahm tahm tikitiki tan
6. 4/4 tan taka tan hm
7. 4/4 taka hmka tan hm
8. 4/4 tan tan tan hm
9. 4/4 tan tikitiki tan hm
10. 4/4 taka hmka tan hm
11. 4/4 hmka hmka taka hm
12. 4/4 tahm tahm tikika hm
Demikian seterusnya
bersambung...
good..thankyou
BalasHapus