Disusun dan ditulis Oleh:
Tono Rachmad PH, Evelyn Alexandra, dan Tetty Rachmi
Kota New Orleans, Louisiana telah diasosiasikan dengan kota musik Jazz. Masyarakat internasional telah mengakui kota ini sebagai tempat kelahiran Jazz awal, walaupun pengakuan ini juga diragukan oleh sebagian orang.
Bentuk musik Jazz yang paling awal dan paling dikenal adalah dixieland, yang terkadang disebutJazz tradisional atau Jazz New Orleans. Namun demikian pada faktanya, kehidupan music Jazz di New Orleans juga mengambil berbagai jenis musik lainnya. Band kecil yang terdiri atas musisi otodidak Afro-Amerika, serta umumnya yang berasal dari tradisi prosesi pemakaman di New Orleans, juga turut berperan penting dalam perkembangan dan penyebar-luasan Jazz awal pada masyarakat kulit hitam di selatan Amerika Serikat. Saat itu, marching band seringkali ditampilkan pada pemakaman akbar yang diselenggarakan oleh masyarakat Afro-Amerika. Instrumen yang digunakan pada marching band dan band pengiring tarian masa itu kemudian menjadi instrumen utama Jazz, yakni alat musik brass (tiup logam) dan reeds (tiup kayu), serta penggunaan tangganada 12 nada Eropa, dan juga alat musik drum (perkusi). Sejak tahun 1914, musisi Afro-Creole dan Afro-Amerika yang bermain di pertunjukanvaudeville, juga berperan dalam memperkenalkan Jazz ke kota-kota bagian barat dan utara Amerika Serikat.
Banyak pemain Jazz awal tampil di daerah-daerah prostitusi dan bar-bar di distrik lampu merah sekitar Basin Street yang disebut Storyville. Salah satunya, adalah pianis Afro-Creole, yakni Jelly Roll Morton (nama asli, Ferdinand Joseph La Menthe). Sejak Tahun 1904, ia berkeliling dengan kelompok pertunjukan Vaudeville di kota-kota bagian selatan, juga di Chicago dan New York. Salah-satu karyanya yang terkenal, adalah Jelly Roll Blues. Karya ini ditulis sekitar tahun 1905 dan telah diterbitkan pada tahun 1915 sebagai terbitan aransemen Jazz pertama yang memperkenalkan lebih banyak musisi pada gaya New Orleans.
Sekilas Sejarah Kota New Orleans
Pada beberapa referensi sejarah Amerika, disebutkan bahwa kota New Orleans dibangun oleh Jean Baptiste Lemoyne dan Sieur de Bienville di tahun 1718. Nama kota ini dipilih untuk menghormati kepala pemerintahan Perancis di wilayah itu pada masa lalu, yakni Phillipe II, duc D’Orleans. Namun istilah New Orleans sendiri, ada yang mengatakan diambil dari Orleans yakni sebuah nama tempat yang berasal dari Perancis Tengah. Penduduk New Orleans sering menyebut Kota New Orleans ini dengan julukan nama NOLA.
Kota New Orleans berjarak 160 kilometer dari Teluk Mexico, dan berlokasi pada sebuah kelokan di tepian muara Sungai Mississipi. Tahun 1722, New Orleans dijadikan ibukota wilayah Lousiana (yang saat itu berada di bawah kekuasaan Perancis). Namun setelah 40 tahun kemudian yakni pada tahun 1762, kota ini diserahkan oleh pemerintah Perancis kepada Spanyol di tengah upaya Spanyol untuk menguasai alur sungai Mississipi yang saat itu dianggap strategis sebagai sarana transportasi diwilayah itu.
Namun tahun 1803 Spanyol dipaksa menyerahkan New Orleans kembali, kepada Napoleon Bonaparte dari Perancis. Kota dan juga seluruh wilayah Lousiana inipun selanjutnya dijual kepada pemerintah Amerika Serikat (AS). Pada Januari 1815, seiring dengan meletusnya perang sipil tahun 1812 pemerintah Inggris berupaya merebut kota ini dari pemerintah AS, namun dapat ditaklukan oleh pasukan AS di bawah pimpinan Jendral Andrew Jackson. Memasuki abad 19 pemerintah AS mengembangkan kota dengan membangun jalur kereta api sebagai salah-satu sarana transportasi yang vital, sekaligus menjadikan New Orleans sebagai terminal utama untuk kereta api dari dan keluar kota tersebut. Walaupun demikian, sungai Mississipi masih dianggap lebih vital sebagai jalur transportasi barang dari dalam keluar AS ataupun menuju wilayah Amerika bagian tengah. Kapal-kapal uap (steam boat) yang banyak berlayar dari New Orleans di sepanjang sungai Mississipi, juga menjadikan kota ini sebagai kota pelabuhan penting.
Kota New Orleans dan sungai Mississipi juga memberi peran utama bagi perkembangan Jazz ke berbagai belahan wilayah di Amerika Serikat dikemudian hari. Sebagai kota delta, New Orleans saat itu memiliki posisi geografis yang sangat strategis bagi perdagangan dan kebudayaan. Antara tahun 1900-1917 Jazz berkembang di berbagai kota di Amerika, namun pertunjukan musik Jazz kebanyakan berpusat di New Orleans. Di kota inilah lahir beberapa musisi Jazz legendaris yang dikenal oleh masyarakat dunia. Nama-nama seperti Ferdinand “Jelly Roll” Morton, Joseph “King” Olliver, dan Louis Armstrong merupakan nama yang tidak asing bagi apresiator musik Jazz.
Diperalihan abad 19 ke abad 20 kota New Orleans telah berkembang menjadi kota pelabuhan utama dengan perkembangan budaya ragamnya yang cukup pesat pula. Kota ini pun menjadi pusat perdagangan yang berkarakter kota kosmopolitan.
Keragaman populasi dari beberapa bangsa tampak terlihat pada masa itu. Keragaman populasi bangsa-bangsa itu mencakup antara lain orang-orang dari Afrika, Perancis, Spanyol, Portugis, Inggris, Jerman, dan Italia serta keturunan Kuba. Beberapa di antara mereka yakni orang-orang asal Afrika, Perancis, dan Spanyol, telah banyak melakukan pembaruan identitas etniknya. Banyak diantara mereka yang juga melakukan perkawinan silang antaretnik, sehingga secara berangsur-angsur produk budaya, adat istiadat, serta kebiasaan hidup pada masing-masing etnik mulai melebur. Percampuran antar etnik/bangsa inilah yang kemudian melahirkan orang-orang Afro-Creole dan Afro-Amerika. Afro-Creole adalah orang-orang keturunan Perancis dan Spanyol, sementara orang-orang Afro-Amerika adalah orang-orang keturunan Afrika.
Keragaman etnik di New Orleans juga tercermin dalam kekayaan kehidupan musikalnya. Hal ini dapat kita temukan seperti musik-musik untuk pertunjukan opera, musik kamar, musik populer, musik rakyat, musik sakral, atau musik-musik yang digunakan untuk mengiringi tarian mereka. Keragaman musik di New Orleans juga dapat kita jumpai seperti yang terjadi pada musik Jazz. Musik ini pada awalnya dipertunjukan oleh tradisi penyelenggaraan marching band dan band-band yang digunakan untuk mengiringi tari-tarian pergaulan mereka. Kepopuleran musik Jazz juga terlihat dari sering ditampilkannya musik ini pada penyelenggaraan kompetisi-kompetisi band.
Beberapa musisi band dilatih dalam tradisi musik klasik dan bisa membaca notasi musik, sementara yang lainnya bermain dengan cara meniru dan mengembangkan improvisasi. Beberapa para musisi itu bekerja paruh waktu pada bidang perdagangan, misalnya sebagai pembuat cerutu atau rokok, tukang batu, atau tukang kayu. Profesi-profesi ini mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Musik band (termasuk didalamnya Jazz awal) dapat disaksikan misalnya pada acara-acara piknik, parade, kegiatan politis (kampanye), atau di ruang-ruang dansa. Kebudayaan Perancis saat itu juga masih dapat dijumpai di sana melalui kebiasaan orang-orang Afro-Creole. Salah-satunya seperti kebiasaan orang-orang yang berada di wilayah pertanian Perancis Selatan dalam prosesi pemakaman. Band-band Jazz orang Creole memainkan musik untuk prosesi pemakaman (Funeral Jazz). Mereka berangkat ke pemakaman dengan suasana yang khidmat, sementara pada perjalanan pulang mereka memainkan musik dalam irama mars yang riang gembira. Hal ini mereka lakukan sebagai suatu ungkapan spiritual tentang sebuah harapan agar roh orang yang meninggal itu dapat diterima oleh penjaga pintu surga.
Tempat utama yang diduga menjadi salah-satu pusat perkembangan Jazz awal adalah Story Ville. Daerah ini, merupakan suatu lokasi “lampu merah” (red light district) yakni tempat dimana orang-orang di daerah itu dapat berjumpa dengan pelacuran, perjudian, saloon (kedai minuman keras), serta ruang-ruang dansa. Namun, di tempat-tempat itu pulalah biasanya dipekerjakan pemain-pemain piano atau pemain-pemain band kecil. Di Story Ville inilah tempat yang memberi suatu kebebasan atmosfir bagi pemain-pemain Jazz Afro-Amerika untuk bebas berimprovisasi musik.
Ketika Story Ville ditutup tahun 1917 menyebabkan banyak pemain-pemain Jazz itu kehilangan pekerjaannya sebagai musisi. Untuk memenuhi keberlangsungan hidup mereka, maka para musisi Jazz itu kemudian meninggalkan New Orleans dan mengadu nasib di kota-kota lain. Mereka pergi menuju keberbagai kota-kota lain di Amerika, seperti Chicago, Kansas City, atau New York.
Perkembangan Musik New Orleans
Musik Street Jazz diduga terlacak akarnya pada Congo Square di New Orleans tahun 1835, saat dimana para budak berkumpul untuk memainkan musik dan menari setiap hari Minggu. Saat itu bentuk seni yang ada digambarkan sebagai African music, dimana kegiatan tersebut dianggap menjadi dasar bentuk jazz yang lahir kemudian. Jazz seringkali memiliki asosiasi erat dengan ekspresi kebebasan dan inilah dasarnya, musik ini lahir dari kegembiraan para budak yang mendapatkan kebebasan berekspresi pada akhir pekan karena bebas dari tekanan.
Pada tahun 1838, harian lokal The Daily Picayune memuat artikel keluhan mengenai munculnya berbagai brass band di kota tersebut. Band-band tersebut dapat terlihat di mana-mana, yang membuat pemerintah local saat itu mulai merasa resah. sehingga tahun 1885 pemerintah lokal berupaya membatasi bentuk seni ini untuk melakukan pertunjukkan di jalan-jalan. namun tak bertahan lama, Tahun 1890, jazz mulai tumbuh dan berkembang pesat. Perkembangan Jazz saat itu ditandai dengan kemunculan sebuah marching band yang terdiri dari instrumen brass (tiup logam) dan tarian. Marching band ini dipimpin oleh pemain kornet bernama Buddy Bolden (para ahli sejarah Jazz, menganggap tokoh yang satu ini sebagai musisi Jazz pertama). Musiknya sendiri tidak disebut Jazz, tetapi lebih dekat dengan music Blues. Pada saat yang sama, music Ragtime juga telah sangat populer di Amerika Serikat dan musisi New Orleans memasukan musik Ragtime ini sebagai bagian dari music yang sarat ketukan up-tempo.
Musisi kelahiran New Orleans seperti Louis Armstrong, Sidney Bechet, atau Jelly Roll Morton, mengakui pengaruh Bolden dalam dasar-dasar gaya musik New Orleans dan Jazz itu sendiri. Ada baiknya jika pada tulisan ini disampaikan pula sekilas tentang perkembangan music Blues, karena antara keduanya saling mempengaruhi. Dikemudian hari, akan terlihat juga adanya keterkaitan yang erat antara musik Jazz dan musik Blues dengan jenis-jenis musik lainnya seperti Rock dan Country.
Second Line
Kebanyakan musik New Orleans saat ini memiliki keterkaitan dengan marching band yang jauh mengawali kelahiran musik Jazz. Pada akhir 1800-an marching band seringkali tampil di jalan-jalan New Orleans dalam parade yang disebut Second Line. Penggunaan marching band pada awalnya adalah untuk keperluan militer dan di New Orleans banyak musisi terkenal berawal dari pemain marching band brass yang menampilkan dirges dan musik perayaan yang meriah untuk prosesi pemakaman Jazz New Orleans sejak tahun 1890.
Sejarah marching band di New Orleans sangat kaya dengan banyaknya band yang tampil di hampir setiap acara yang diadakan di kota tersebut, apakah pemakaman, piknik, karnaval, atau parade. Hubungan antara band Jazz dan brass band saling mempengaruhi. Jazz New Orleans bermula dari penggunaan birama 6/8 seperti pada marching band dan berkembang dengan memasukan birama 2/4 gaya Ragtime, dan akhirnya menuju improvisasi. Sebaliknya marching band New Orleans juga terpengaruh oleh Jazz dengan melakukan lebih banyak improvisasi.
Dixieland
Istilah dixieland pertama kali dicetuskan oleh Dan Emmett dalam lagunya Dixie's Land tahun 1859 yang mengangkat cerita seorang pedagang budak Jonathan Dixie. Istilah ini berkonotasi negatif bagi kalangan Afro-Amerika karena diartikan sebagai daerah selatan yang belum terbebas dari perbudakan. Musik dixieland dapat didefinisikan dengan berbagai cara walau asalnya ditemukan di New Orleans, lewat karya King Oliver. Gaya musik ini dengan cepat menyebar ke utara dan menjadi populer seiring migrasi kalangan kulit hitam di selatan ke daerah seperti Chicago. Saat ini istilah dixieland digunakan sebagai istilah umum bentuk Jazz yang diturunkan dari Jazz New Orleans awal. Istilah ini pada umumnya jarang digunakan oleh para musisi berbasis New Orleans karena konotasinya. Menurut mereka band pertama yang menggunakan istilah ini adalah Original Dixieland Band yang seluruh anggotanya terdiri atas pemain berkulit putih.
Analisa Musik New Orleans
Jazz gaya New Orleans pada awalnya dimainkan oleh grup kecil dengan jumlah sekitar 5 hingga 8 pemain. Para pemain dalam grup umumnya terbagi dalam dua seksi: seksi melodi (melody section) dan seksi irama (rhythm section). Melodi yang dibawakan oleh melody section dinamakan front line, dan biasanya dibawakan oleh instrumen tiup seperti kornet atau trompet, klarinet, serta trombon.
Para pemain yang membawakan bagian front line ini dapat melakukan beberapa improvisasi, misalnya masing-masing pemain instrumen memainkan melodi yang berbeda/berlawanan arah (improvisasi kolektif) dalam satu waktu sekaligus, menghasilkan kesan tekstur poliphonik. Improvisasi kolektif ini merupakan salah satu ciri gaya Jazz New Orleans.
Setiap instrumen tiup yang berperan sebagai front line ini mempunyai perannya masing-masing. Instrumen kornet atau trompet (sebagai instrumen yang berperan di wilayah utama) biasanya menjadi pemimpin yang memainkan berbagai variasi dari melodi utama . Di atas suara kornet atau trompet tersebut terdapat suara klarinet (yang berposisi di wilayah kedua) memainkan semacam kontramelody. Permainan klarinet ini umumnya membawakan melodi yang lebih cepat. Sementara instrumen Trombon memainkan jalur melodi bawah (sebagai wilayah bass atau wilayah ketiga). Permainan trombon biasanya memainkan melodi yang lebih sederhana dari melodi di atasnya, yakni melodi untuk kornet atau trompet. Ketiga wilayah yang terdapat pada bagian front line ini, sering menampilkan melodi- melodi sinkopis yang menarik.
Sementara itu permainan instrumen-instrumen tiup pada front line tersebut didukung pula oleh kelompok instrumen rhythm section. Kelompok instrumen ini memberikan tanda yang sangat jelas untuk ketukan dan biramanya. Kelompok instrumen ini juga memberi latar-belakang berupa struktur akor yang akan menjadi kerangka harmoni untuk bagian improvisasi kolektif maupun bagian improvisasi individual.
Kelompok rhythm section ini terdiri atas instrumen drum set dan instrumen kordal (seperti banjo, gitar, atau piano). Selain rhythm section, permainan musik Jazz New Orleans juga didukung oleh kelompok instrumen yang memainkan jalur bass. Jalur bass ini biasanya dibawakan oleh instrumen kontra bas yang dipetik dan/atau instrumen tuba.
Jazz New Orleans biasanya mengangkat melodi mars atau gereja, Ragtime, lagu populer, atau lagublues 12 bar. Beberapa karya Jazz New Orleans yang telah banyak dikenal antara lain When The Saint Go Marching In dan Didn’t He Ramble ?
Pertunjukkan band Jazz New Orleans biasanya dimulai dengan satu awalan (introduksi) dan diakhiri dengan suatu coda atau dalam istilah Jazz dikenal dengan istilah Tag sebagai penutup.
Satu atau beberapa chorus yang dimainkan secara improvisasi kolektif biasanya dihadirkan pada bagian awal (setelah introduksi dan tema), serta dihadirkan kembali pada bagian akhir karya. Di antara permainan individual juga ditampilkan satu atau beberapa bagian berupa permainan improvisasi solo/tunggal yang diiringi oleh rhythm section atau oleh keseluruhan band. Sering juga ditampilkan satu penampilan individual dalam permainan instrumen yang sangat berani yang dalam pertunjukkan Jazz dikenal sebagai breaks.
Dalam perkembangan Jazz New Orleans sekitar tahun 1920-an (terutama di Chicago), permainan solo dalam bagian improvisasi kolektif mendapat perhatian lebih. Seorang solis memulai permainan improvisasi dasarnya dengan lebih sederhana dari melodi aslinya, sehingga lebih sesuai dengan harmoninya. Sebagai tambahan, permainan trompet secara bertahap menggantikan kornet dalam perkembangan Jazz New Orleans, dan saxofon mulai dilibatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar