Senin, 19 November 2012
Musik Blues
Musik Blues
Musik Blues merupakan salah satu genre musik yang berkembang di Amerika (USA). Istilah Blues sendiri, merupakan istilah yang awalnya berkaitan dengan musik vokal dan kemudian berkembang juga menjadi musik instrumental, serta terkait pula dengan suatu gaya pertunjukan. Blues diduga muncul dari musik pekerja, spiritual, budak orang-orang kulit hitam. Tahun 1890, diketahui bahwa musik ini dinyanyikan orang-orang kulit hitam diwilayah pedesaan bagian selatan Amerika Serikat, yang merupakan perkebunan kapas dan pertanian padi. Beberapa karya Blues yang pertama kali terpublikasikan secara luas oleh William Christoper Handy (1873-1958), antara lain ialah Memphis Blues (1912) dan St. Louis (1914).
1. Selintas Tentang Sejarah Perkembangan Musik Blues
Pada Tahun 1819, ribuan orang kulit hitam dibawa oleh orang-orang Eropa dari daratan Afrika Barat, untuk dijadikan budak di Amerika. Sebagian diantara mereka, dipekerjakan sebagai budak di ladang pertanian dan perkebunan di sebelah selatan wilayah Amerika Serikat. Sementara sebagian lainnya, dipekerjakan sebagai budak di daerah pertambangan di sebelah utara Amerika serikat. Mereka dpisahkan dari rumpun keluarga, keyakinan, dan suku, kedalam kelompok-kelompok budak pekerja. Upaya ini dilakukan, untuk menghilangkan budaya tradisi asal mereka agar tidak terjadi penggalangan kekuatan untuk melawan tuan-tuan mereka. Walaupun demikian, hal ini tidak menghilangkan kecintaan orang-orang kulit hitam itu terhadap musik tradisi mereka. Kebiasaan bernyanyi dalam tradisi orang-orang kulit hitam, sebenarnya merupakan bagian dari cara mereka berkomunikasi satu sama lain. Kebiasaan bernyanyi atau bermain musik, sebenarnya juga merupakan cara mereka untuk survive dari kejahatan, kekerasan, dan perlakuan yang tidak manusiawi. Tetapi hal ini, tentu saja bukan merupakan gejala bahwa mereka sudah bernyanyi Blues.
Aktivitas bernyanyi yang mereka lakukan saat bekerja di ladang itu, adalah bentuk kreativitas mereka dalam kebiasaan berdialek negri asalnya, sebagai orang Kongo, Senegal, Nigeria, dan lain-lain. Nyanyian mereka sepertinya memiliki satu kemiripan irama. Tidak dapat dipastikan kapan terjadinya, tetapi yang jelas kebiasaan bernyanyi ini mulai mereka manfaatkan dengan menggunakan potongan-potongan musik orang kulit putih sekaligus sebagai cara mengekspresikan musik mereka. Dari sinilah, mereka kemudian mengembangkan innovasi yang lebih jauh dan kaya.
Setelah beberapa dekade, proses inovasi ini kemudian berkembang menjadi musik spiritual, nyanyian-nyanyian untuk bekerja, atau musik Blues pedesaan.
Peristiwa perang sipil Di Amerika yang berlangsung selama Tahun 1863 hingga Tahun 1877,serta kebijakan Presiden Lincoln yang menghapus system perbudakan pada 1 Januari 1863, memberi pandangan baru tentang hidup bagi orang-orang kulit hitam tersebut. Mereka mulai berpandangan tentang kebebasan, hak upah sebagai pekerja, ataupun kebebasan untuk merencanakan keluarga. Mereka juga bebas untuk beribadat di gereja-gereja yang mereka pilih sendiri, termasuk pula hak untuk memperoleh pendidikan.
Hak kebebasan ini, juga berimbas pada kebebasan mereka untuk bernyanyi dan mengikuti system 8 hingga 16 bar ala orang kulit putih. Demikian pula kebebasan mereka untuk mengikuti cara musik spiritual, bernyanyi dengan teriakan-teriakan, ataupun lagu-lagu pekerja ala orang kulit putih. Disamping itu, juga diduga kuat bahwa gaya bernyanyi orang-orang kulit hitam yang sering dilakukannya dengan cara call and respons dan teriakan ala afrika itu, menjelang masa perang sipil, telah mulai berubah menjadi nyanyian solo dan unison Blues. Musik Blues-nya sendiri, dikemudian hari sebenarnya merupakan adopsi dari nyanyian 3 stanza, (akan diterangkan lebih lanjut pada tulisan berikutnya).
2. Perkembangan Musik Blues Selanjutnya
Di Tahun 1920-an, Blues kemudian menjadi musik yang digemari secara nasional oleh orang-orang kulit hitam di sana melalui sejumlah rekaman penyanyi Blues seperti Bessie Smith (penyanyi ini juga dijuluki sebagai Ratu Blues) yang saat itu rekamannya terjual hingga jutaan copy. Di masa ini juga, Blues digunakan oleh para musisi jazz instrumental seperti sama halnya yang dilakukan oleh musisi Blues. Sejak itulah, Jazz dan Blues berkembang dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Pengaruh Blues juga terlihat nyata dalam sejumlah gaya musik pop, seperti: RnB (Rhythm and Blues), Rock and Roll, dan juga Soul.
Nyanyian Blues memiliki kekuatan personal dan mengandung unsure seksualitas, kesedihan, kepiluan, atau patah hati. Lirik lagu Blues, umumnya memiliki 3 lajur stanza yang mengandung puisi yang sesuai dengan struktur bentuk musiknya. Stanza pertamanya memiliki kesamaan frase melodi dengan stanza ke-duanya, sementara stanza ke-tiga memilik frase melodi yang berbeda (A-A-B). Seperti contoh:
Stanza pertama: (A)
I am going to leave baby, I am going to say good bye`
Stanza ke-dua: (A’)
I am going to leave baby, I am going to say good bye
Stanza ke-tiga: (B)
But, I will write You and tell you, the reason why
Blues stanza yang demikian itu, di kemas dalam kerangka harmoni yang dikenal sebagai pola Blues 12 bar serta mengandung 3 akor dasar, yakni Tonika-Sub Dominan-Dominan (I-IV-B). Sehingga bila tersusun dalam pola Blues 12 bar, akan menjadi:
- Stanza pertama: Tonika (I), 4 bar
- Stanza ke-dua: Sub Dominan (IB), 2 bar dan Tonika (I), 2 bar
- Stanza ke-tiga: Dominan (V), 2 bar dan Tonika (I), 2 bar
Setiap stanza dinyanyikan dalam seri akor yang sama (I-IV-V), meskipun akor diluar seri akornya tersebut, juga Dimungkinkan untuk digunakan sebagai bagian dari rangkaian seri akor pola Blues 12 bar tersebut. Perubahan mood dari liriknya juga dapat dilakukan dalam pola Blues 12 bar itu, dengan melakukan improvisasi melodi dasar kepada melodi baru.
Dalam pola Blues 12 bar yang memiliki birama 4/4, sering kali penyanyi Blues bernyanyi bersama pemain alat musik secara call and respons, yakni:
- Stanza pertama: (4 bar): 2 bar dinyanyikan, 2 bar dimainkan oleh instrument
- Stanza ke-dua: 2 bar dinyanyikan, 2 bar dimainkan oleh alat musik
- Stanza ke-tiga: 2 bar dinyanyikan, 2 bar dimainkan oleh alat musik
Penyanyi Blues rata-rata memiliki gaya yang khas dalam bernyanyi. Gaya itu mencakup bend notes (nada yang diikat), micro tonal shading (bayangan nada mikro), vocal scoops and slides (gaya menggelincirkan nada). Melodinya mengandung nada blues, yakni menurunkan nada ke-3, ke-5, dank e-7 dari skala mayor. Irama Blues juga fleksibel, dimana musisi Blues acap kali membawakan iramanya disekitar ketukan (beat) serta aksen nada sering kali dijatuhkan sebelum atau sesudah not/nadanya.
Melodi Blues awal, berlandaskan dari skala Blues 6 nada, yang berjarak interval: 3 minor, 2 mayor, 2 minor, 2 minor, 3 minor, dan 2 mayor. Sehingga di peroleh nada/not blues dari rangkaian 6 nada diatas, yakni nada ke-3, ke-5, dank e-7 yang turun tersebut.
Penyanyi Jazz juga sering meniru penampilan PenyanyiBlues dengan pola Blues 12 bar yang berulang-ulang, sebagai dasar berimprovisasi. Demikian pula untuk jalur bas, yang umumnya menggunakan gaya permainan bas dasar Barok. Juga untuk pola kerangka harmoni yang dapat digunakan sebagai landasan improvisasi melodi agar lebih variatif. Pola Blues 12 bar, juga dapat dibawakan dalam kesan sedih atau riang, cepat atau lambat, serta dapat diolah dalam gaya yang bermacam-macam.
Alat musik yang dipakai dalam mengiringi nyanyian Blues, pada awalnya adalah harmonica, banjo, dan gitar. Khususnya untuk alat musik gitar, dipakai karena alat ini dapat digunakan sebagai alat musik iringan yang mampu mengiringi wilayah suara penyanyi Blues yang terkadang cukup luas. Pada perkembangannya kemudian, perlahan-lahan musik Blues berkembang menjadi musik instrumental. Musisi Blues orang kulit hitam inipun, juga sedikit demi sedikit mulai mempelajari permainan alat musik tiup logam dan tiup kayu, yang pada akhirnya juga dipergunakan dalam permainan musik Blues.
Sumber pustaka:
- Roger Kamien,Music An Appreciation, Mc Graw-Hill Book Company, New York, 1998.
- Dieter Mack, Sejarah Musik jilid 4, Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta, 1995.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar